14.2 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Ada 4 Macam Trik Manfaatkan Indera Manusia Agar Produk Kamu Mudah Diingat

Ketika melihat sebuah produk yang menarik, apa yang muncul dalam pikiran kamu? Apakah tentang proses pembentukan ide produk tersebut? Atau hal yang menginspirasi terbentuknya sebuah produk?

Tidak peduli apa pun bentuknya, ketika sebuah produk dirancang dengan baik, produk tersebut tidak akan mudah terlupakan setelah seseorang melihatnya.

Sebelum berencana merancang sebuah produk, alangkah baiknya jika kamu mengerti terlebih dahulu tentang bagaimana manusia merespons lewat tingkah dan perilakunya. Kamu juga sebaiknya mengerti tentang cara kerja persepsi manusia, agar bisa membuat produk yang berkesan.

Jangan kaburkan fokus pengguna

Sumber: Wikimedia

Pernahkah kamu merasa terganggu karena kehadiran iklan pada sebuah situs web? Tampilan iklan yang sering kali menyita perhatian ini tentu dapat memecahkan konsentrasi ketika kamu sedang serius membaca sebuah artikel yang ada—walaupun kamu telah berusaha untuk mengabaikannya.

Perhatian utama (atau central vision) kamu pada kasus di atas ada pada artikel. Sementara iklan seharusnya berada pada area peripheral vision, di mana kamu tidak berfokus kepadanya namun tetap dapat melihatnya.

Untuk meminimalkan pengguna kehilangan fokus terhadap produk utama, kamu dapat mengurangi penggunaan berbagai objek yang berpotensi mengaburkan perhatian pengguna serta kurang relevan dengan produk. Apabila kamu membuat sebuah situs web atau aplikasi, sebisa mungkin hindari penggunaan berbagai objek (contohnya iklan) yang bersifat intrusif/mengganggu pengalaman pengguna.

Sajikan informasi dengan ringkas

Sama seperti kue, informasi akan lebih mudah dicerna dengan bentuk yang lebih kecil | Sumber: Pixabay

Setiap detiknya, alam bawah sadar manusia mengolah lebih dari 40 miliar informasi. Hanya empat puluh persen dari miliaran informasi tersebut benar-benar masuk ke alam sadar kita.

Bagaimanakah cara memaksimalkan potensi otak untuk menyerap lebih banyak informasi? Caranya adalah dengan menyajikan informasi dalam potongan-potongan kecil.

Sebagai contoh, ketika menulis sebuah artikel tentang membuat startup, sebaiknya tidak langsung menjejali pembaca dengan sebuah artikel berjumlah puluhan ribu kata. Akan lebih efektif apabila artikel tersebut disajikan dalam beberapa bagian.

Kamu juga dapat mempermudah penyerapan informasi dengan memecahnya jadi beberapa kategori relevan.

Selain mempermudah penyerapan informasi, keingintahuan pembaca juga akan terpancing untuk turut menunggu artikel selanjutnya.

Selain cara di atas, kamu juga dapat mempermudah penyerapan informasi dengan memecahnya jadi beberapa kategori relevan. Dengan memasukkan informasi terkait pada kategori, kamu akan mempermudah pengguna untuk mendapatkan informasi yang mereka inginkan tanpa harus repot mencari.

Gunakan cerita untuk menyajikan konten

Jadilah seorang pencerita ketika menyajikan sebuah konten | Sumber: Flickr

Agar seseorang dapat mengingat sebuah informasi, ia harus menggunakan informasi tersebut. Dengan menggunakannya secara berulang, hal tersebut akan semakin mempermudah otak untuk dapat mengingatnya kembali. Selain itu, informasi akan makin mudah terserap bila disajikan dalam bentuk cerita.

Penggunaan cerita adalah salah satu cara efektif untuk menangkap perhatian dari audiens. Hal ini dapat terjadi karena cerita memiliki elemen naratif yang kronologis. Keberadaan narasi akan memicu otak manusia untuk memroses informasi berdasarkan pola cerita yang ada.

Cobalah untuk membuat sebuah struktur yang ringkas agar produk tersebut dapat mudah diingat.

Formula cerita seperti “ini menyebabkan itu, kemudian hal ini terjadi, dan setelah itu hal lainnya terjadi” dapat menjadi pola yang mudah untuk diikuti oleh penerima informasi.

Ketika akan merancang sebuah produk, cobalah untuk membuat sebuah struktur yang ringkas agar produk tersebut dapat mudah diingat oleh pengguna.

Manfaatkan empati

Ilustrasi Empati | Sumber: Defense.gov

Ketika kamu tersenyum kepada orang lain, biasanya mereka akan melempar balik senyum kepadamu. Ini karena pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial cenderung meniru perilaku orang lain. Imitasi dan empati hadir dalam diri manusia secara alami, dan inilah cara manusia untuk dapat terhubung satu sama lain.

Ketika manusia melihat orang lain melakukan sesuatu, premotor cortex yang ada pada bagian depan otak manusia akan mengaktifkan saraf untuk meniru. Sebagai hasilnya, kamu akan mencerminkan apa yang orang lain lakukan. Jika mereka tersenyum, premotor cortex akan membuatmu tersenyum juga.

Sajikan sebuah produk yang dapat memancing empati pengguna. Buat mereka merasakan nuansa positif dari produk yang kamu buat.

Saraf peniru (mirror neuron) juga bertanggung jawab atas empati yang manusia rasakan. Di sinilah pentingnya sebuah cerita dalam penyajian produk. Sebuah cerita menjadi penting karena mampu membuat suatu gambaran di pikiran manusia yang mengaktifkan mirror neuron—di mana akan memicu terjadinya empati.

Sajikan sebuah produk yang dapat memancing empati pengguna. Buat mereka merasakan nuansa positif dari produk yang kamu buat. Apabila kamu membuat sebuah marketplace, bangunlah perasaan positif bahwa pengguna akan mendukung UKM serta geliat ekonomi mikro dalam negeri.

Apabila kamu membuat sebuah perusahaan transportasi, buatlah pengguna merasa bahwa mereka berperan besar dalam menanggulangi kemacetan dengan menggunakan transportasi umum.

Membuat sebuah produk yang mudah diingat itu penting. Tetapi yang lebih penting lagi adalah membuat produk yang tidak mudah dilupakan.

Dengan mengetahui bagaimana cara manusia berpersepsi terhadap hal-hal di sekeliling mereka, kamu akan mengerti tentang bagaimana untuk merancang produk yang tepat guna bagi masyarakat.

sumber: Bagaimanakah cara memaksimalkan potensi otak untuk menyerap lebih banyak informasi?

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles