Bojonegoro – Polres Bojonegoro bersama sejumlah komunitas dan warga masyarakat Bojonegoro, pada Minggu (25/03/2018) pagi, bertempat di area Car Free Day (CFD) Alun-alun Kota Bojonegoro, menggelar Deklarasi Anti Hoax, Ujaran Kebencian dan Stop Isu Sara.
Kegiatan tersebut dihadiri Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu S Bintoro SH SIK MSi dan Wakapolres Bojonegoro, Kompol Dodon Priyambodo SH SIK Msi, Pj Bupati Bojonegoro, Dr Suprianto SH MH, Pj Sekda Bojonegoro, Yayan Rohman AP MM, Ketua DPRD Bojonegoro, yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD, Sukur Priyanto, Pejabat Utama Polres Bojonegoro, sejumlah Kepala OPD Pemkab Bojonegoro, Kepala RS Bhayangkara Wahyu Tetuko Bojonegoro, para Kapolsek jajaran, ketua dan pengurus serta anggota Bojonegoro Kampung Pesilat BKP), anggota Forum Komunikasi Otomotif Bojonegoro (FKOB) dan Forum Medsos Bojonegoro serta dihadiri dan disaksikan oleh ribuan warga masyarakat Bojonegoro.
Selain Deklarasi Anti Hoax, kegiatan tersebut juga dalam rangka penutupan Operasi Keselamatan Semeru 2018, yang dilaksanakan mulai tanggal 05 Maret 2018 sampai tanggal 25 Maret 2018 hari ini.
Acara diawali dengan jalan santai bersama, mengelilingi alun-alun Kota Bojonegoro, yang pemberangkatannya dilaksanakan langsung Kapolres Bojonegoro bersama Pj Bupati Bojonegoro.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penampilan dari adik-adik Polisi Cilik (Pocil) SDN Kauman 1 Bojonegoro dan dilanjutkan dengan atraksi safety riding dari anggota Sat Lantas Polres Bojonegoro. Setelah itu, baru dilaksakan acara Deklarasi Anti Hoax dan dilanjutkan dengan pelepasan balon serta hiburan.
Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S Bintoro SH SIK MSi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menjaga situasi kamtibsmas agar tetap aman dan kondusif jelang pilkada serentak 2018.
“Pilkada sekarang ini, atau pilkada zaman now, ada upaya-upaya dari kelompok tertentu, untuk memecah belah bangsa.Modus operandinya dengan menyebarkan berita bohong atau hoax, menebar ujaran kebencian terhadap kelompok lain dan upaya mengadu domba dengan menebar isu sara,” tutur Kapolres.
Kapolres menuturkan, belakangan ini beredar berita bohong atau hoax melalui media sosial, diantanya tentang beredarnya berita penyerangan kyai dan kebangkitan PKI. Berdasarkan data kepolisian, dari 46 kasus penyerangan kyai di seluruh Indonesia, hanya 3 kasus yang benar.
Sementara beredarnya video PKI bawa senjata, video tersebut bukan terjadi di Indonesia, namun itu terjadi di Filipina.
“Dengan disebarkannya berita tersebut secara viral, tentunya menjadi tidak nyaman dan dapat menggangu situasi kamtibmas dan berpotensi menimbulkan perpecahan.” jelas Kapolres.
Kapolres menambahkan, hoax telah diproduksi oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa, agar dapat menimbulkan kerusuhan dan perpecahan. Hoax, dipergunakan sebagai alat provokasi dan propaganda serta penyesatan serta memanipulasi informasi.
“Mari sama-sama kita tolak berita bohong atau hoax, ujaran kebencian dan tolak isu sara,” ajak Kapolres.
Sementara itu, Pejabat Bupati Bojonegoro, Dr Suprianto SH MH, dalam sambutannya menuturkan bahwa hoax telah diproduksi oleh pihak-pihak tertentu untuk menciptakan dan menebarkan permusuhan di masyarakat. Selain itu hoax juga diproduksi untuk meraih keuntungan atau mencari uang.
“Hoax bertujuan untuk menciptakan ketidakstabilan Indonesia agar timbul ketidak-percayaan masyarakat terhadap pemerintah.” tutur Dr Supriyanto.
Dr Supriyanto menambahkan, bahwa hoax, bukan hanya sebagai kejahatan biasa, namun hoax sudah merupakan kejahatan yang luar biasa.
“Untuk itu mari lawan hoax, ujaran kebencian dan stop isu sara, serta mari kita dukung polri untuk mengusut tuntas para pelakunya penyebar hoax,” ajaknya.
Setelah acara sambutan, dilanjutkan dengan Deklarasi Anti Hoax, Ujaran Kebencian dan Stop Isu Sara, yang dikuti oleh seluruh undangan, perwakilan dari Bojonegoro Kampung Pesilat (BKP), perwakilan dari Forum Komunikasi Otomotif Bojonegoro (FKOB) dan Forum Medsos Bojonegoro.
Acara diakhiri dengan hiburan musik dangdut, yang menghadirkan bintang tamu Vita KDI.