Dulu pernah ngeliat trailernya di bioskop dan langsung tertarik banget sama film ini. Bukan karena Jennifer Lawrence yang jadi pemeran utamanya, tapi lebih ke cerita spionase-nya. Trailernya nunjukkin kalo Si JLaw jadi seorang mata-mata yang ditugasi untuk sebuah misi gitu.
Ternyata setelah nonton filmnya, gue langsung mengubah haluan. Ini bukan film spionase tapi lebih ke film semi vulgar! Jennifer Lawrence kayak jadi pemain film porno yang punya peran sampingan jadi agen mata-mata Rusia.
Untung banget ga nonton di bioskop jadi ga ngalamin yang namanya awkward moment ketika ngeliat adegan vulgar yang lumayan banyak di film ini. Tapi kata temen gue sih adegannya kebanyakan disensor, jadi masih terbilang “aman” buat ditayangin di bioskop.
REVIEW FILM RED SPARROW
Film ini diangkat dari novel seorang mantan anggota CIA bernama Jason Matthews. Novel dengan judul yang sama ini kemudian diangkat ke layar lebar oleh sutradara Francis Lawrence dan rilis ke bioskop bulan Maret 2018 lalu.
Kalian sudah ada yang pernah baca versi novel dari film ini? Komen di bawah dan bandingkan sendiri setelah nonton filmnya.
Ceritanya tentang seorang mata-mata Rusia, bernama asli Dominika yang direkrut untuk jadi agen spionase mata-mata negara Amerika. Sparrow diciptakan untuk menjadi agen rahasia yang siap mati untuk negaranya demi mendapatkan informasi intelejen tingkat tinggi.
Bedanya Dominika direkrut ke sekolah itu karna keadaan memaksanya. Dia jadi mata-mata bukan karena kehendaknya sendiri, dia ga punya pilihan lain atas dirinya dan terutama ibunya. Pamannya adalah satu-satunya pilihan (untuk menyambung hidup).
Praktis Dominika lebih banyak disiksa oleh negaranya sendiri. Padahal dia kerja untuk Rusia, tapi Rusia juga yang nyiksa agennya sendiri. Ironi seorang mata-mata yang bagus banget digambarkan sutradaranya, Francis Lawrence.
JLaw (sapaan akrabnya Jennifer) yang kocak banget di dunia nyata, tampil jauh lebih dark, bitchy di Red Sparrow. Dominika cuman ketawa sama Nash (Joel Edgerton) anggota CIA yang jadi targetnya. Bahkan karakternya beda jauh dengan peran dia sebelumnya sebagai Katniss Everdeen di The Hunger Games Trilogy.
Selebihnya cuma ada kengerian dan kesadisan yang menimpa Dominika. Banyak adegan bikin merinding ngeri saking sadisnya. Meskipun ada adegan vulgar yang terlalu panas untuk ditonton juga.
Ironi itu semakin jelas tergambarkan ketika Nash ngasih tau Dominika kalo CIA ga akan mungkin ngorbanin “orang mereka” untuk sebuah misi. Beda jauh sama Rusia yang jelas-jelas mendoktrin agennya sebagai mata-mata siap mati.
MINIM AKSI
via slashfilm.com
Sebagai sebuah film spionase, Red Sparrow lebih mirip film dokumenter mata-mata daripada film action. Jennifer Lawrence jarang banget terlibat adegan tarung dengan musuhnya. Tapi bukan berarti tangan Dominika “bersih” dari darah musuhnya.
Buat pencinta film aksi gue rasa lebih baik siapin bantal duluan. Karna dijamin bakalan bosen nungguin adegan berantemnya. Bisa dibilang adegan berantemnya cuman sekadar selingan untuk memberikan kesan bahwa karakter utama telah masuk ke babak berikutnya. Selebihnya ga ada.
Kembali ironi lagi ya jadinya. Film spionase yang harusnya banyak adegan berkelahi di Red Sparrow justru terjadi sebaliknya. Apa jangan-jangan selama ini dunia mata-mata yang kita tau itu sebenarnya seperti yang dijalani Dominika?
TWIST YANG MEMBAYAR SEMUANYA
Dari semua kekurangan itu, yang bikin nonton film drama ini terbayarkan adalah alurnya yang ga terduga. Istilah kerennya: twist. Twist Red Sparrow adalah konklusi film dari awal sampai akhir. Kalo yang ngerti jalan pikirannya Dominika pasti tau kenapa dia mengambil keputusan kayak gitu.
via denofgeek.com
Overall Red Sparrow adalah salah satu film yang wajib buat kalian tonton. Meskipun udah ga ada di bioskop lagi, tapi masih bisa ditonton di aplikasi streaming film resmi.