Seorang perempuan, Nur Faridah (43), warga Jalan Halmahera, Kelurahan/Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Ibu rumah tangga ini tewas setelah tertabrak kereta api (KA) di lintasan kereta Jalan Irian Jaya, Kota Pasuruan.
Sebelum tertabrak KA Mutiara Timur jurusan Surabaya Banyuwangi, korban terlihat seperti orang kebingungan. Ia berjalan di rel sendirian hanya memakai daster.
“Sebelum kereta lewat, saya sempat tanya ‘kamu orang mana?’ dia diam saja. ‘Menunggu siapa?’ cuma diam kayak orang bingung,” kata Asyari, warga sekitar kejadian yang tengah mencari rumput, Selasa (6/2/2018).
Karena korban tak bisa diajak berkomunikasi, Asyari melanjutkan pekerjaannya mencari rumput sementara korban terus berjalan menyusuri rel. Berselang sekitar setengah jam, korban tertabrak kereta.
Menurut informasi yang dihimpun, sebelumnya korban sempat terlibat pertengkaran dengan suaminya, Sanali. Diduga karena memendam marah pada sang suami, korban keluar rumah dan berjalan menyusuri rel hingga lokasi dia tertabrak.
“Informasinya begitu, habis bertengkar dengan suami,” ungkap Serda Junaedi, anggota Babinsa Kelurahan Bugullor.
Mendengar korban tewas tertabrak kereta, suaminya langsung menuju lokasi. Begitu tiba di lokasi dan melihat jasad istrinya dalam kondisi mengenaskan, Sanali langsung pingsan. Ia kemudian dievakuasi warga. Jasad korban sendiri dibawa ke kamar mayat RSUD dr R Soedarsono.
Kapolsek Gadingrejo, Kompol Wartono, mengatakan kejadian tersebut karena korban kurang hati-hati. “Korban kurang hati-hati dan tidak memperhatikan kereta lewat. Saat dia berjalan tertabrak kereta api dari belakang,” katanya.
Sumber: detikcom