Dua pekan terakhir, isu tentang sabotase barang bukti di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang disinyalir dilakukan penyidiknya sendiri, bergulir lalu mengarah kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Hasil investigasi yang dilakukan sejumlah media nasional yang tergabung dalam Indonesialeaks dan diterbitkan pada Senin, 8/10 lalu, menyebutkan sabotase yang dilakukan penyelidik itu untuk menghapus jejak adanya aliran dana yang mengarah ke beberapa pejabat, salah satunya Kapolda Metro Jaya saat itu, yang dijabat Tito.
Indonesialeaks menyebut bahwa dalam buku bank bersampul merah atas nama Serang Noor IR itu memuat lembaran alat bukti kasus penyuapan atas Patrialis Akbar oleh Basuki Hariman.
Namun dua penyidik KPK, diyakini telah merobek 15 lembar barang bukti itu yang berisi catatan pengeluaran perusahaan pada 2015-2016 dengan jumlah Rp4,337 miliar dan US$206,1 ribu.
Terkait tuduhan itu, dalam wawancara khusus dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, perlu ada validasi terkait kebenaran pengakuan dua orang yang membuat buku tersebut.
Apalagi sepengetahuan Tito, buku tersebut bukan buku bank. “Yang keluar itu buku keuangan tulisan tangan, bukan buku bank, beda. Buku catatan ini disita KPK,” kata Tito.
Lalu, isi dari buku itu yang bocor, dan menyebut adanya keterlibatan Tito. “Kemudian langsung dianalogikan, diidentikkan bahwa Kapolda, saya, Tito menerima uang karena ada nama saya di buku catatan itu. Inikan harus memiliki nilai yang divalidasi,” tegas Tito.
Terkait validasi, sebenarnya dua orang yang mengetahui pembuatan buku tersebut juga telah ditanya pihak Polisi, terkait kebenaran informasi di dalam buku tersebut.
Mereka diperiksa karena ada kaitannya dengan kasus di Bea Cukai. Pemeriksaan oleh Penyidik Polda Metro Jaya ini sudah dilakukan setahun lalu.
“Dia (Basuki Hariman) ditanya apa kenal dengan Tito Karnavian? Dia bilang secara personal tidak kenal, tapi sering lihat di ruang publik,” papar Tito.
“Ditanya lagi kenapa nama Tito dicatat di situ? Dia bilang untuk meyakinkan staf-stafnya bahwa dia punya power, jaringan kenal dengan pejabat, sekaligus untuk ada pembukuan bahwa dia bisa menarik uang,” Tito menambahkan.
Hal ini, membikin jelas, jika Hariman hanya mengaku-ngaku. “Jadi bagi saya simpel, saya enggak pernah terima. Enggak bisa dari buku langsung dituduhkan ke saya,” tegas Tito.
Dalam wawancara Tito juga membantah soal adanya rekaman CCTV yang memperlihatkan perobekan beberapa halaman di buku merah.
Juga catatan namanya yang kabarnya dihapus dengan Tipe-X. “Ngak ada, itu. Di CCTV dan pemeriksaan saksi-saksi, tidak ada,” tegas Tito.