Menjelang perayaan Imlek, kios-kios di Pasar Gede Hardjonagoro, Solo, tampak berbeda. Warna merah mendominasi deretan kios yang berada di tepi Jalan Urip Sumoharjo.
Barang-barang dagangan di kios-kios itu mendadak berganti. Mereka mulai menjajakan pernik-pernik khas perayaan tahun baru Imlek.
Tampak lampion-lampion berwarna merah dengan corak emas bergantungan di dalam kios. Bukan sebagai hiasan, tetapi lampion tersebut adalah barang dagangan.Seperti kios milik Jefri yang biasa berdagang makanan kemasan, kini menjual pernik-pernik Imlek. Barang dagangannya seperti lampion, angpau, hiasan dinding Imlek, dupa, hingga makanan khas Imlek.
“Ada kue keranjang, buah plum, permen impor. Kalau imlek yang biasanya dicari permen jeruk atau buah jeruk,” kara Jefri saat ditemui di kios Pasar Gede, Kamis (8/2/2018).Setiap tahun, Imlek memang selalu dinanti para pemilik kios. Sebab dalam bulan Imlek, mereka mampu meraup rezeki lebih banyak dibandingkan hari biasanya.
“Memang jual seperti ini hanya setahun sekali. Pendapatannya jauh lebih banyak di saat Imlek,” ujarnya.Pemilik kios lainnya, Nanik, mengubah kios yang biasa berjualan seragam sekolah menjadi kios baju Imlek. Permintaan masyarakat menjelang Imlek, menurutnya memang jauh meningkat.
“Paling laris baju cheongsam. Biasanya dipakai saat perayaan Imlek atau buat fashion show Imlek. Kaus Imlek juga cukup laris,” ungkap Nanik.Pakaian cheongsam anak dijual seharga Rp 45 ribu sampai Rp 140 ribu. Sedangkan ukuran dewasa dijual Rp 95 ribu sampai Rp 300 ribu.
“Sehari bisa laku 50 sampai 100 pakaian. Biasanya sore tutup, tapi kalau sekarang buka sampai malam,” ujarnya.Selain itu, Nanik juga menjual pernak-pernik lainnya, seperti pakaian barongsai anak, lampion terbang dan petasan elektrik.
Sambil berbelanja, anda juga bisa menikmati suasana jalan kawasan Pasar Gede yang berhiaskan ribuan lampion. Silakan berswafoto, tapi hati-hati karena di kawasan itu ramai kendaraan berlalu-lalang.
Sumber: detikcom
