Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua Bandung Abraham Kossay menjelaskan kronologi pemberian miras tersebut. Minuman bermerek Topi Koboi itu dikirim pada Kamis (22/8) sekitar pukul 13.00 WIB.
“Iya benar, itu memang polisi kirim jam 1 (siang) antar ke asrama, ada 2 kardus. Di asrama ada kawan kami yang sedang masak,” kata Abraham kepada melalui sambungan telepon, Jumat (24/8).
Abraham mengatakan pengantar miras tersebut adalah seorang polwan yang mengenakan seragam dinas kepolisian. Dia menyebut polwan itu bernama Cristiati.
Oknum polwan itu menitipkan pesan bahwa penerima miras dilarang memberi tahu kepada siapapun terkait pihak yang mengirim miras tersebut.
“Ketika mengantar, ‘Ini buat adik-adik setelah pulang aksi kalian minum buat malam istirahat. Tidak boleh kasih tahu siapa-siapa kalau ini dari Ibu’,” kata Abraham menirukan ucapan Christiati.
Ratusan pemuda dan mahasiswa asal papua menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2019.
|
Kardus itu kemudian dibawa ke lokasi aksi di Gedung Sate. Aliansi Mahasiswa Papua menolak pemberian miras tersebut dan mengembalikannya ke aparat kepolisian.
“Tim konsumsi melihat minuman begitu, langsung antar ke tempat aksi,” ujar Abraham.
Saat itu, Christiati juga hadir di tengah massa aksi. Menurut Abraham, Christiati langsung meminta maaf kepada mahasiswa Papua.
“Setelah itu (miras) diserahkan kembali ke polisi,” kata Abraham.
“Polisi harusnya mengayomi, namun mereka menganggap kami orang Papua itu peminum. dengan begitu kami sangat tidak terima,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) sedang menangani dugaan pemberian minuman keras kepada mahasiswa Papua di Bandung.
Kepolisian menyebutkan pemberian itu diduga dilakukan oleh seorang Polwan bernama Komisaris Sarce Christiati.
“Langkah yang sudah diambil oleh Polda, kita sudah melakukan proses pemeriksaan. Yang bersangkutan saat ini sudah jadi terperiksa internal Propam sejak tadi malam. Kita hargai kita lihat sejauh mana prosesnya,” kata Trunoyudo, Jumat (23/8).
Menurut Trunoyudo, aparat kepolisian masih mendalami motif yang bersangkutan memberi minuman tersebut.