Beritapolisi.com – Jordania, Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. menghadiri MESOC (Middle East Special Operations Commanders Conference) ke 9 tahun 2018 yang digelar di Four Seasons Hotel Amman, Jordan Senin (7/5/2018)
Kehadiran Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. konferensi yang membahas tentang sistem keamanan dunia kali ini sangat spesial. Pasalnya, orang nomor satu di kepolisian Republik Indonesia itu ditunjuk sebagai pembicara dalam acara yang dihadiri oleh para pemimpin operasi khusus di seluruh dunia.
Kompetensi dan pemahaman terkait operasi khusus yang membuat Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. mendapat slot menjadi pembicara. Bahkan, Kapolri mendapat undangan khusus dari Raja Arab King Abdullah II. Dan untuk dikatahui, King adalah pendiri konferensi tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum jika Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. punya peran besar dalam melakukan memberantas radikalisme dan terorisme di Indonesia. Sebelum ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kapolri, JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. pernah menjadi Kepala Densus 88 Anti Teror dan Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
Oleh karena, Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. dinilai tahu betul bagaimana melakukan pencegahan radikalisme maupun terorisme. Dalam beberapa kasus terorisme pun berhasil dituntaskan oleh Jenderal yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya itu.
Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. menyampaikan langkah-langkah strategis dalam pencegahan radikalisme dan terorisme di konferensi yang dibuka oleh King Abdullah II diwakili oleh H.R.H. prince Faisal bin Husein.
Law Enforcement Led Strategy In Countering Terrorisme in Indonesia adalah judul materi yang disampaikan Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. Menurutnya, strategi penanganan teroris di Indonesia menggunakan metode hard approach dengan penggunaan kekuatan militer sebagai back up kepolisian.
Selain itu, ada upaya intelijen dan menggunakan institusi penegak hukum sedangkan metode SOFT APPROACH dengan strategi perbaikan ekonomi, negosiasi politik, counter ideologi, program deradikalisasi dan sosial kultur. Strategi terbaik adalah strategi yang paling cocok diterapkan di setiap arena,” ucap JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D.
Kapolri juga menjelaskan kondisi arena teroris di Indonesia yang memiliki wilayah perkotaan, rural, Ia mengungkapkan, organisasi teroris di Indonesia saat ini terbagi 2, yaitu Jamaah Islamiyah afilisiasi terhadap Al Qaedah dan jamaah Ansharoh Tauhid yang berafisiliasi dengan ISIS.
“Indonesia terdapat 2000 militan teroris ex pemberontak bersenjata yang merupakan alumni Afghanistan dan Philipina Selatan. Dengan beragamnya arena pertempuran melawan teroris yang sangat beragam maka perlu adanya kemampuan di semua matra tersebut,” kata kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D.
Kapabilitas diperlukan untuk memberantas teror adalah deteksi yang sangat kuat, investigasi secara ilmiah, pasukan penindak dan hukum yang kuat,” ucap Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D.
Indonesia merupakan satu satunya negara di dunia yang memberantas teroris melalui proses persidangan dengan hasil selama 2002-2018, pelaku yang ditangkap 1.441 orang dan 1.035 yang dihukum serta 4 orang divonis hukuman mati.
Dengan melakukan proses melalui jalur hukum inilah maka dapat dikatakan bahwa teroris merupakan suatu kejahatan kriminal.
Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. juga disambut secara spesial oleh para pejabat Jordania. Dalam kesempatan itu JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D. terlihat berbincang hangat dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri Jordania H.E. Mr Samir Ibrahim Mohammad Mbaidin.
Kapolri JENDERAL Pol Prof. M. Tito Karnavian, Ph.D.juga merupakan satu-satunya pembicara yang berasal dari kepolisian dimana pembicara lainnya merupakan pejabat yang berlatar belakang militer.(Adhy/Mardiaz K Dwihananto. Sik. MHum)