Menurut Kapolres, yang membedakan antara Pilkada yang lalu dengan Pilkada jaman sekarang diantaranya adalah dari segi tantangan ledakan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia.
Dikatakan oleh Kapolres, bahwa perkembangan teknologi sangat berpengaruh dan memberikan manfaat yang positif dalam kehidupan manusia. Namun, disisi lain juga membawa dampak negatif. Kemajuan teknologi juga menjadi penyebab kejahatan yang banyak terjadi.
“Perkembangan lain terkait Pilkada, saat ini Medsos sangat erat dengan berita sifatnya hoax, ujaran kebencian, Isu Sara itulah yang membedakan Pilkada Jaman Old dengan Pilkada Jaman Now,” tutur Kapolres.
“Sekarang semakin tinggi peradaban manusia, dan teknologi, makin banyak yang memanfaatkan untuk kepentingan kelompok, dan kejahatan juga semakin berkembang dan semakin canggih. Terbukti dengan ditangkapnya pelaku skimer oleh Polri,” tambah Kapolres.
Penyebaran berita hoax menurut Kapolres sangat berbahaya, diantaranya digunakan untuk Propaganda, menghasut, dan untuk provokasi hingga terjadi perang antar kelompok seperti yang terjadi di luar negeri.
Untuk mengantisipasi berkembangnya berita Hoax, isu Sara, kegiatan pengajian seperti itu menurut Kapolres harus terus ditingkatkan. Sehingga selain sebagai salah satu wujud kebersamaan dalam bersilaturrahmi antara ulama dan umaro untuk sama sama mewujudkan Pilkada yang sejuk, indah dan damai juga untuk mengajak bersama sama memerangi Hoax.
“Mari sama sama mengantisipasi berita bohong, isu Sara, dengan terus kita bertabayyun. Kalau menerima informasi yang belum jelas tidak ikut mengeshare, namun kalau ada manfaatnya untuk orang lain dan hal itu sifatnya baik mari kita viralkan,” pesan Kapolres.