Ia mencontohkan, tagar yang yang dalam satu jam mendapat respon berupa komentar, like, atau retweet sebanyak 3 ribu kali, maka berpotensi masuk ke daftar trending topic. Namun jika pada jam berikutnya muncul sebuah tagar baru yang dalam satu jam direspon hanya sebanyak seribu kali, maka tagar tersebut yang akan menduduki daftar trending meski tagar sebelumnya masih mendapatkan 3 ribuan kicauan. Fahmi menekankan yang memengaruhi daftar trending topic itu bukan jumlah total, melainkan kenaikan jumlah tweet yang signifikan dalam waktu yang singkat. Kalau mau membuktikan, kamu bisa bikin tagar lalu menggunakan ribuan bot untuk nge-tweet atau retweet tagar tersebut agar mendapatkan kenaikan yang signifikan dalam waktu singkat. Seperti contoh dalam fenomena buzzer.

Nah, itu dia alasan sebuah tagar bisa jadi viral dan inovasi yang dihadirkan Twitter agar memudahkan warganet untuk memahami konteks tagar yang sedang ramai. Kamu tipe warganet Twitter yang setia apa yang sambil lalu saja, nih?